8.16.2010

PUISI DARI NEGERI KATANYA

http://6ix2o9ine.blogspot.com


Inilah Negeri Katanya
Negeri yang katanya subur makmur
gemah ripah repeh rapih
Katanya negeri di mana kebohongan
dan fitnah merajalela
dari kepala, pundak, hingga kaki yang melata

Kata guru agama, katanya di Negeri Katanya,
uang dan kekuasaan adalah Tuhan
yang begitu dicinta dan ditaati
Di rak-rak buku gudang bawah tanah
yang lembab dan dingin berdebu,
kitab-kitab suci agama samawi
dipenjara oleh tafsir para ustadz, pendeta, juga penganutnya
Tuhan adalah cara efektif untuk menindas
dan menakut-takuti

Ancaman dosa dan potong tangan bagi para pencuri,
hanya berlaku di tingkat pencuri sandal dan jemuran saja
Sedangkan penggelapan uang pajak
dan tilep-menilep uang negara
diganjar ucapan terima kasih dan
tanda jasa karena telah berderma
di antara sesama buaya
acara ini dirayakan di televisi dan di media massa
dengan wajah sumringah
dan polos tanpa dosa

"Di Negeri Katanya ini Nak", kata Guru Geografi
Wilayahnya luas dan terbagi-bagi
berdasar tingkat ekonomi dan kekuasaan
Ibu kota negara adalah wilayah dengan tingkat korupsi tinggi
dan di wilayah-wilayah propinsi,
raja-raja kecil memungut pajak resmi dan pungli
dibalik undang-undang otonomi

Di Negeri Katanya, berita dan informasi basi
adalah santapan sehari-hari
para pezina dan pendusta dijadikan idola
sementara mereka yang menderita dan mencari keadilan
dipenjara dan didenda beratus juta

Kata-kata kemarahan rakyat jelata dipuntir media
hanya gara-gara sebutir ekstasi, sepucuk surat elektronik, atau 3 buah coklat
sopir, pegawai kecil, dan buruh tani berhak duduk termangu di balik terali besi
Para penyebar berita menyebarkan berita
perselingkuhan dan zinah sebagai kebenaran,
sedangkan kegamangan dan penindasan tayang di akhir pekan
sebagai berita hiburan

"Di Negeri Katanya ini nak", katanya upah kerja berhari-hari
bisa dipotong atas nama biaya administrasi yang tanpa kuitansi
kamu bahkan tidak bisa mengadu sama sekali
karena tempat mengadu hanyalah tumpukan jerami

"Di Negeri Katanya ini nak", kata guru Ekonomi
Upah kerja bertahun-tahun bahkan tidak bisa dipakai
untuk sekedar mencicil baju dan makanan keperluan sehari-hari
Tenaga kerja dikirim ke berbagai negeri sebagai budak
dan sering kembali dalam peti mati.

Sebagai komoditi, manusia diperdagangkan demi devisa
yang dipakai untuk membangun jalan raya untuk mobil-mobil mewah,
galangan kapal pesiar para pencatut, atau
landasan pesawat terbang pribadi para pencuri.

Di desa desa pedalaman, biarlah mereka berjalan kaki 
menembus rimba berhari-hari karena secara antropologis 
fisik mereka sudah teradaptasi.
Begitu katanya pelajaran hari ini
tentang Negara Katanya
di mana kata-kata adalah ancaman
dan puisi...

... Maaf, masih pagi bung!
Tak ada tempat untuk puisi
para pemimpi...

22122009

Repost menjelang ulang tahun Indonesia
katanya Merdeka ke 65 tahun...

No comments: